Beberapa faktor yang mempengaruhi kebangkitan penulisan sejarah di Mesir pada abad ke-19 menurut Muin Umar, yaitu[5]: a. Pengaruh utama dalam hal ini adalah gerakan pembaruan menjelang akhir kekuasaan Ismail Pasha pada pertengahan abad ke-19. b. Sejak abad ke-19, ahli-ahli eropa melakukan aekeologi di Mesir. Ia mengingatkan pesan Hasan bahwa jika permakamannya menimbulkan sawala, maka ia meminta untuk dimakamkan di pekuburan umum saja. Akhirnya jenazah Hasan dikuburkan di Baqi, berdekatan dengan makam neneknya, Fatimah binti Asad, ibunda Ali bin Abi Thalib. ========== Artikel ini pertama kali ditayangkan pada 13 Oktober 2018. Menurut sebuah riwayat, Khalil bin Ahmad juga yang memberikan tanda hamzah, tasydid, dan ismam pada kalimat-kalimat yang ada. Kemudian, pada masa Khalifah al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk makin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Alquran, khususnya bagi orang selain Arab, dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid Para Sahabat seperti Ibnu Abbâs Radhiyallahu ‘anhuma kerap kali menasehati Husain Radhiyallahu ‘anhuma agar tidak memenuhi keinginan mereka, karena ayah Husain Radhiyallahu ‘anhuma, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, dibunuh di Kufah dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu khawatir mereka membunuh Husain juga disana. Kisah bermula ketika Ali bin Abi Thalib berencana memecat Muawiyah yang saat itu menjadi gubernur di Syam pada periode Umar dan Utsman. Sebagai Khalifah keempat umat Muslim, Ali tentu saja memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang akan menjadi pembantunya dalam hal administrasi. Tetapi Muawiyah pada saat itu menolak dipecat oleh Ali. Dari Abu Hurairah ra., dia berkata: "Utsman bin Affan pernah mengurung diri di dalam rumahnya selama empat puluh malam. Lalu dia berkata padaku: 'Bangunkan aku malam ini pada waktu sahur'. Maka aku datang ke rumahnya pada waktu sahur, lalu kukatakan: 'Sahur wahai Amirul Mukminin, semoga Allah merahmatimu'. .

latar belakang ali bin abi thalib